Kamis, 24 Desember 2015

// // Leave a Comment

Mary Did You Know (Part 1)

Artikel saya kali ini terinspirasi dari sebuah lagu yang berjudul sama. Saya tahu lagu ini dari sebuah grup akapela “Pentatonix”. Ternyata lagu ini diciptakan pada tahun 1984. Awalnya iseng saja mendengarkan lagu-lagu yang dibawakan oleh Pentatonix. Saya sudah tahu grup ini beberpaa tahun lalu. Mereka adalah anak-anak muda yang punya suara yang luar biasa. Kebetulan mereka mengeluarkan lagu-lagu natal. 

Ketika saya mendengarkan lagu mereka, saya sangat tertarik dengan salah satu lagu mereka ini. Selain karena suara mereka yang sangat bagus, lirik lagu ini pun menarik minat saja. Dan ketika saya mendengarkan lagu ini, ada beberapa hikmat dan pewahyuan yang muncul di hati dan pikiran saya dan ini yang ingin saya bagikan.

Ketika kita membicarakan Natal, selain kita memperingati kelahiran Yesus, kita juga melihat sosok lain yang menjadi perhatian kita. Sosok itu tidak lain adalah Maria. Maria sebagai wanita yang Allah pakai untuk melahirkan sang Juruselamat. Saya yakin mungkin banyak dari kita sudah pernah mendengar khotbah tentang Maria ini. Namun saya ingin kita melihat sisi lain dari Maria.

Tanpa kita sadari bahwa dibalik kelahiran Sang Mesias ada sebuah resiko besar yang harus ditanggung seorang manusia. Memang setelah Yesus dilahirkan, ada kesukaan besar yang dialami Maria. Namun sebelum bayi tersebut dilahirkan, kesukaan bukanlah yang dialami Maria. Seperti kita tahu bahwa pada saat itu status Maria dengan Yusuf adalah bertunangan dan belum menikah. Maka dapat dipastikan bahwa Maria adalah seorang perawan.

Di saat kondisi seperti itulah Allah mengutus malaikatnya dan memberitahukan Maria bahwa ia akan mengandung. Di satu sisi, Ia merasa terhormat dapat dipakai Tuhan, namun di sisi lain, Ia sadar bahwa ia akan menghadapi resiko yang sangat besar. Ia akan hamil sebelum ia dan Yusuf menikah. Pada zaman itu, jika ada seorang wanita hamil di luar pernikahan, maka hukuman mati dengan dilempar batu adalah ganjarannya. Ia akan menjadi aib untuk keluarganya dan keluarga tunangannya. Ia bahkan terancam akan kehilangan nyawanya sendiri. 

Ini bukanlah sebuah resiko yang kecil. Ini bukanlah sebuah tantangan yang ringan untuk dihadapi oleh seorang wanita pada zaman itu. Alasan apa yang akan ia sampaikan ketika orang bertanya tentang kehamilannya? Apa reaksi orang-orang ketika ia menjawab “Anak yang saya kandung adalah Anak Allah”? Ia tidak hanya akan dihukum karena perbuatan yang dianggap aib, namun juga ia akan digantung karena menghujat Allah.

Pernahkah kita coba sebentar membayangkan jika kita yang menjadi Maria pada saat itu. Ketakutan seperti apa yang akan kita alami. Apa jawaban yang akan kita berikan kepada mereka yang bertanya? Apa yang akan kita katakan kepada orang tua dan keluarga kita? Apa yang kita katakan kepada lingkungan kita, teman-teman kita? Saya yakin itu juga yang ada dalam benak Maria.

Dari hal ini ada beberapa hal yang dapat kita pelajari.
Pertama adalah 
Besarnya penderitaan yang kita alami ketika kita mengandung janji Allah, menentukan besarnya janji itu sendiri. 
Semakin besar tantangannya, penderitaannya, makan semakin besar juga hasilnya. Berapa banyak dari kita yang hari-hari ini sedang mengandung janji-janji Allah? Berapa banyak dari kita yang hari ini sedang mengandung sebuah impian yang Tuhan taruhkan di dalam hatimu?

Namun ketika engkau sedang menantikan impian dan janji itu menjadi kenyataan, bukannya kekuatan dan dukungan yang engkau dapatkan, malah penghinaan dan cibiran. Bukannya lift you up, mereka malah drag you down. Mereka meremehkan setiap janji dan impian yang Tuhan berikan. Mereka memandang rendah engkau. Mereka mentertawakan engkau. Mereka meremehkan engkau. Mereka menunjuk engkau dan berkata “ITU TIDAK AKAN MUNGKIN TERJADI”

Tidak hanya sampai di situ, seringkali yang melakukan itu bukanlah orang-orang yang jauh, melainkan dari orang-orang terdekat, bahkan dari keluarga sendiri. Orang-orang yang harusnya membangkitkan iman percaya terhadap janji Allah, namun justru mereka yang sangat gencar untuk menjatuhkan iman mu.

Well, kalau memang itu yang engkau alami, don’t worry. Engkau tidak sendirian. Ada banyak orang yang juga mengalami hal yang sama. Saya juga pernah mengalaminya. Bahkan faktanya semua orang hebat yang pernah lahir di dunia ini pernah mengalaminya. 

Thomas Alfa Edison mengalaminya, 
Wright bersaudara mengalaminya, 
Mother Theresa mengalaminya, 
Oprah mengalaminya, 
Mahatma Gandhi mengalaminya, 
Abraham Lincoln mengalaminya, 
Beethoven mengalaminya. 
Einstein mengalaminya 
dan banyak orang hebat lainnya mengalaminya.

Mereka semua adalah orang-orang yang diremehkan pada awalnya. Mereka ditertawakan, mereka diragukan, mereka dihina, dan mereka dianggap produk gagal. So you are not alone my friend. Pertanyaannya apa yang harus kita lakukan?

Mari kita belajar dari Maria. The awesome part dari Maria adalah dibalik setiap ketakutan yang ia alami, dibalik setiap ancaman yang mungkin ia hadapi, the first thing she does that she never doubt God’s promise in her.

Kalau kita perhatikan dalam Lukas 1, Allah sendiri yang berjanji bahwa Ia sendiri yang akan menaungi Maria karena Anak yang dikandungnya (Lukas 1:35). Meskipun kenyataannya ia bisa kapan saja dibawa, dihadapkan kepada tua-tua Israel, diadili, dan dijatuhi hukuman mati, namun Ia tetap percaya kepada janjinya.

Dan yang menarik dalam ayat 35, dikatakan ”Jawab malaikat itu kepadanya: "Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah.“ 

Perhatikan bahwa janji perlindungan Tuhan kepada Maria berkaitan erat dengan Anak yang sedang dikandung Maria. Allah sendiri yang bertanggung jawab memastikan bahwa Anak tersebut harus lahir ke dunia.

Dengar baik, God will protect you no matter what situation you have. Tidak perduli bagaimana cemoohan orang, hinaan orang, tidak perduli bagaimana orang memandang engkau rendah, karena IA sendiri yang akan memastikan, setiap mimpi, setiap potensi, setiap visi yang Dia berikan untuk engkau kandung, harus menjadi kenyataan. Impian, visi, potensi yang Ia taruhkan ke dalam dirimulah yang menjadi jaminan perlindungan Tuhan atas hidupmu.

Sekeliling mu mungkin akan menghina mu, sekelilingmu mungkin akan memandang rendah engkau, keluargamu mungkin mentertawakan engkau, tetapi tidak ada satupun dari mereka, saya ulangi, tidak ada SATUPUN DARI MEREKA, yang akan sanggup untuk mematikan setiap passion, dreams, vision that HE HIMSELF put in you, if you never doubt in Him!

Mereka mungkin akan menyakitimu. Mereka mungkin akan membuat mu sakit hati, mereka mungkin akan membuat mu down, tetapi mereka tidak akan sanggup mengambilnya dari hatimu.

Saudara-saudara Yusuf bahkan sudah berusaha membunuhnya karena mimpinya. They had perfect plan to kill him and his dreams. Tetapi sebaik apapun rencana orang lain untuk membunuh dan mengambil impian yang Tuhan taruhkan, IA sendiri yang akan menggagalkan rencana mereka.

So, today, I encourage you my friend. Jika hari ini engkau mengalami hal yang sama, di mana seolah-olah tekanan, himpitan dari sekeliling mu semakin kuat, don’t run away. Don’t give up. I challenge you to take more faith on God. I challenge you to put your trust deeper in Him. I challenge you to not move from your dreams.

Mari belajar dari Maria, ia tidak sibuk meng-counter sekelilingnya, ia tidak sibuk meyakinkan orang lain akan apa yang ia alami, ia tidak sibuk untuk menyenangkan orang-orang di sekelilingnya. 

She just be quite and trust God. Jangan paksakan orang lain untuk meyakini apa yang menjadi impian mu, tidak perlu sibuk untuk memberikan alasan. This is just between you and God. Be quiet and let it grow in you. 


Merry Christmas!!

0 komentar:

Posting Komentar